BLOG INI ADALAH BLOG UNTUK ANDA SEMUA YANG MEMBUTUHKAN INFORMASI MENGENAI KONSELING, PSIKOLOGI, SENI DAN AGAMA.

MARI BERBAGI ILMU, PENGALAMAN DAN EKSPRESI! TEBARKAN SEMANGAT BERBAGI

Rabu, 29 Juli 2009

SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Topik Permasalahan/ : Mengevaluasi kebiasaan belajar untuk mengetahui sebab-sebab kegagalan dan merencanakan perubahan yang diperlukan
2. Bidang Bimbingan : Bimbingan belajar
3. Jenis Layanan : Pembelajaran
4. Fungsi Layanan : Pemahaman
5. Kompetensi Dasar : Mampu belajar secara optimal untuk menguasai program-program di SMP
6. Indikator : a. Memiliki sikap, kebiasaan dan ketrampilan belajar secara optimal untuk menguasai program-program di SMP
b. Mampu mengembangkan sikap, kebiasaan dan ketrampilan belajar secara optimal
7. Strategi :
a. Penyampaian informasi tentang evaluasi kebiasaan belajar untuk mengetahui sebab sebab kegagalan dan merencanakan perubahan yang diperlukan
b. Dialog
c. Melaksanakan tugas
8. Deskripsi Materi : a. Pengertian evaluasi
b. Hal-hal yang diperlukan dalam evaluasi kegiatan belajar
9. Sasaran Layanan : Semua siswa kelas VIII
10. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas
11. Waktu Penyelenggaraan :
a. Bulan/Minggu ke : Februari/ 3
b. Hari/tanggal/jam : Rabu/7 / 07.30 WIB
12. Penyelenggara Layanan : Guru Pembimbing
13. Pihak-pihak yg Dilibatkan:
14. Alat Perlengkapan yg Digunakan:
15. Rencana Penilaian :
a. Sifat Penilaian : Segera
b. Bentuk Penilaian : Tertulis
16. Keterkaitan Layanan ini dgn:
Layanan / Kegiatan lain
17. Catatan Khusus :

Mengetahui Indralaya, 4 Februari 2009
GURU PAMONG Perencana Layanan
SMPN 1 INDRALAYA


Sepi Lisnayanti, S.Pd Fitri Wahyuni
NIP 440037792 NIM 06053153014

SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Topik Permasalahan/ : Memahami perkembangan masa remaja
Pokok Bahasan
2. Bidang Bimbingan : Bimbingan pribadi
3. Jenis Layanan : Informasi
4. Fungsi Layanan : Pemahaman
5. Kompetensi Dasar : a. Memahami perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri
b. Menerima perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri
6. Indikator : a. Mengetahui fakta perubahan fisik dan psikis pada remaja
b. Memiliki sikap positif dalam menerima perubahan fisik dan psikis
7. Strategi : a. Penyampaian informasi tentang perkembangan masa remaja
b. Dialog
c. Melaksanakan tugas
8. Deskripsi Materi : a. Pengertian masa remaja
b. Masa perkembangan remaja
9. Sasaran Layanan : Semua siswa kelas VIII
10. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas
11. Waktu Penyelenggaraan :
a. Bulan/Minggu ke : februari/ 2
b. Hari/tanggal/jam : Sabtu / 10 / 07.30 WIB
12. Penyelenggara Layanan : Guru Pembimbing
13. Pihak-pihak yg Dilibatkan: -
14. Alat Perlengkapan yg Digunakan: Artikel/buku panduan lain tentang perkembangan masa remaja
15. Rencana Penilaian :
a. Sifat Penilaian : segera
b. Bentuk Penilaian : tertulis
16. Keterkaitan Layanan ini dgn layanan / Kegiatan lain:
17. Catatan Khusus :


Mengetahui Indralaya, 4 Februari 2009
GURU PAMONG Perencana Layanan
SMPN 1 INDRALAYA


Sepi Lisnayanti, S.Pd Fitri Wahyuni
NIP 440037792 NIM 06053153014


SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Topik Permasalahan/ : Pengaruh perkembangan fisik dan psikis terhadap hubungan
Pokok Bahasan sosial
2. Bidang Bimbingan : Bimbingan sosial
3. Jenis Layanan : Pembelajaran
4. Fungsi Layanan : Pemahaman
5. Kompetensi Dasar :Memahami bahwa perubahan fisik dan psikis mempengaruhi hubungan sosial
6. Indikator :
a. Mengetahui pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap hubungan sosial.
b. Mengembangkan pengaruh positif dan menghindari pengaruh negatif dari
perubahan fisik dan psikis terhadap hubungan sosial.
7. Strategi : a. Penyampaian informasi tentang pengaruh perkembangan fisik dan
psikis terhadap hubungan sosial.
b. Dialog
c. Melaksanakan tugas
8. Deskripsi Materi : a. Pengertian remaja berkaitan dengan identitas diri.
b. Krisis identitas pada remaja.
c. Pencarian figur yang tepat bagi remaja.
9. Sasaran Layanan : Semua siswa kelas VIII
10. Tempat Penyelenggaraan: Ruang kelas
11. Waktu Penyelenggaraan:
a. Bulan/Minggu ke : Maret / 3 dan 4
b. Hari/tanggal/jam : Sabtu/ 18 dan 25 / 07.30 WIB
12. Penyelenggara Layanan : Guru Pembimbing
13. Pihak-pihak yg Dilibatkan:
14. Alat Perlengkapan yg Digunakan: Artikel dan buku bacaan tentang remaja.
15. Rencana Penilaian :
a. Sifat Penilaian : Segera
b. Bentuk Penilaian : Tertulis
16. Keterkaitan Layanan ini dgn: layanan informasi
Layanan / Kegiatan lain
17. Catatan Khusus :

Mengetahui Indralaya, 4 Februari 2009
GURU PAMONG Perencana Layanan
SMPN 1 INDRALAYA


Sepi Lisnayanti, S.Pd Fitri Wahyuni
NIP 440037792 06053153014


SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Topik Permasalahan/ : Pengaruh pertumbuhan fisik dan psikis terhadap kegiatan
Pokok Bahasan belajar sehari-hari
2. Bidang Bimbingan : Bimbingan belajar
3. Jenis Layanan : Pembelajaran
4. Fungsi Layanan : Pehaman
5. Kompetensi Dasar : Memahami pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap kegiatan
belajar
6. Indikator : Mengetahui pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap kegiatan
belajar
7. Strategi : a. Penyampaian informasi tentang pengaruh perubahan fisik dan
psikis terhadap kegiatan belajar
b. Dialog
c. Melaksanakan tugas
8. Deskripsi Materi : a. Pengertian masa pubertas
b. Sifat-sifat yang menonjol pada remaja
c. Perbedaan sikap pemuda dengan gadis
9. Sasaran Layanan : Semua siswa kelas VIII
10. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas
11. Waktu Penyelenggaraan :
a. Bulan/Minggu ke : Maret / 1 dan 2
b. Hari/tanggal/jam : Rabu/ 5 dan 11 / 07.30 WIB
12. Penyelenggara Layanan : Guru Pembimbing
13. Pihak-pihak yg Dilibatkan:
14. Alat Perlengkapan yg Digunakan:
15. Rencana Penilaian :
a. Sifat Penilaian : Segera dan jangka panjang
b. Bentuk Penilaian : Tertulis
16. Keterkaitan Layanan ini dgn:
Layanan / Kegiatan lain
17. Catatan Khusus :

Mengetahui Indralaya, 4 Februari 2009
GURU PAMONG Perencana Layanan
SMPN 1 INDRALAYA


Sepi Lisnayanti, S.Pd Fitri Wahyuni
NIP 440037792 06053153014




SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Topik Permasalahan/ : Pengaruh kondisi fisik dan psikis terhadap pengembangan persiapan
Pokok Bahasan karir.
2. Bidang Bimbingan : Bimbingan karir
3. Jenis Layanan : Informasi
4. Fungsi Layanan : Pencegahan
5. Kompetensi Dasar : Memahami bahwa kondisi fisik dan psikis mempengaruhi
pengembangan persiapan karir
6. Indikator : Mengetahui pengaruh perubahan fisik dan psikis terhadap
pengembangan persiapan karir
7. Strategi : a. Penyampaian informasi tentang pengaruh kondisi fisik
terhadap pengembangan persiapan karir
b. Dialog
c. Melaksanakan tugas
8. Deskripsi Materi : Pemahaman kondisi fisik dan psikis diri sendiri, dan disesuaikan
dengan bidang pekerjaan yang akan dipilih
9. Sasaran Layanan : Semua siswa kelas VIII
10. Tempat Penyelenggaraan : Ruang kelas
11. Waktu Penyelenggaraan :
a. Bulan/Minggu ke : September/ 3 dan 4
b. Hari/tanggal/jam : Sabtu / 15 dan 22 / 07.00 WIB
12. Penyelenggara Layanan : Guru Pembimbing
13. Pihak-pihak yg Dilibatkan:
14. Alat Perlengkapan yg Digunakan: LKS
15. Rencana Penilaian :
a. Sifat Penilaian : segera
b. Bentuk Penilaian : tertulis
16. Keterkaitan Layanan ini dgn:
Layanan / Kegiatan lain
17. Catatan Khusus :

Mengetahui Indralaya, Februari 2009
Guru Pembimbing Perencana Layanan
SMPN 1 INDRALAYA


Sepi Lisnayanti, S.Pd Fitri Wahyuni
NIP 440037790 06053153014




Layanan Bimbingan Kelompok


A. PENGERTIAN

Pelayanan konseling dan bimbingan kelompok sama-sama menggunakan format kelompok.
Bimbingan kelompok adalah salah satu kegiatan layanan yang paling banyak dipakai karena lebih efektif. Banyak orang yang mendapatkan layanan sekaligus dalam satu waktu. Layanan ini juga sesuai dengan teori belajar karena mengandung aspek social yaitu belajar bersama. Peserta layanan akan berbagi ide dan saling mempengaruhi untuk berkembang menjadi manusia seutuhnya. 150 orang menjadi 12 kelompok layanan yang hendaknya dilaksanakan oleh konselor sekolah. Layanan Konseling kelompok ada 2 macam yaitu konseling dan bimbingan kelompok. Yang sangat menentukan keefektifan layanan kelompok adalah suasana kelompok yang:

- Interaksi yang dinamis

- Keterikatan emosional

- Penerimaan

- Altruistik, mengutamakan kepedulian terhadap orang lain

- Intelektual (rasional, cerdas dan kreatif). Menambah ilmu dan wawasan individu serta dapat menumbuhkan ide-ide cemerlang.
- Katarsis (mengemukakan uneg-unegnya, idenya dan gagasannya). Menyatakan emosinya yang lebih mengarah pada pengungkapan pmasalah yang dipendam.
- Empati (suasana yang saling memahami tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan sehingga dapat menyesuaikan sikapnya dengan tepat).

Hal ini diciptakan melalui pentahapan dan kemampuan pemimpin kelompok.

Perbedaan antara Bimbingan dan Konseling Kelompok umumnya adalah ada pada masalah yang dibahas. Masalah Bimbingan kelompok biasanya membahas masalah-masalah umum bagi peserta layanan. Jika suasana kelompok belum tercipta maka sulit bagi peserta layanan untuk mengungkapkan masalah pribadinya sehingga konseling kelompok agak sulit pelaksanaannya dibanding Bimbingan kelompok. Dari itu, Bimbingan kelompok sangat menentukan pelaksanaan konseling kelompok. Pelaksanaan layanan dapat dilaksanakan dimana saja asal tidak mengganggu proses layanan dimana dinamika kelompok berlagsung maksimal dalam mencapai tujuan

B. TUJUAN

Umum: mengembangkan kepribadian siswa dimana berkembang kemampuan sosialisasinya, komunikasinya, kepercayaan diri, keperibadian, dan mampu memecahkan masalah yang berlandaskan nilai ilmu dan agama.

Khusus:

1. Membahas topic yang mengandung masalah actual, hangat dan menarik perhatian anggota kelompok.
2. Konseling kelompok membahas masalah pribadi individu

C. KOMPONEN

1. Konselor: sebagai pemimpin kelompok dengan kemampuan

· Menciptakan suasana kelompok sehingga terciptanya dinamika kelompok

· Berwawasan luas (ilmiah dan moral).
Mampu membina hubungan antarpersonal yang hangat, damai, berbagi, empatik, altruistik, jauh dari kesukaaan
untuk membuat kelompok.

Peranan PK:

· Membentuk kelompok

· Melakukan penstrukturan

· Mengembangkan dinamika kelompk

· Mengevaluasi proses dan hasil belajar

Jumlah kelompok: 8-10 orang dengan memperhatikan homogenitas dan heterogenitas kemampuan anggota kelompok. Kemampuan dengan perbandingan 2:1 antara yang pintar atau kurang pintar. Dari segi jenis pria atau wanita yaitu 1:1.

Peran anggota kelompok:

1. Aktif, mandiri melaui aktivitas langsung melalui sikap 3M (mendengar dengan aktif, memahami dengan positif
dan merespon dengan tepat), sikap seperti seorang konselor.

2. Berbagi pendapat, ide dan pengalaman

3. Empati

4. Menganalisa

5. Aktif membina keakraban, membina keikatan emosional

6. Mematuhi etika kelompok

7. Menjaga kerahasiaan, perasaan dan membantu serta

8. Membina kelompok untuk untuk menyukseskan kegiatan kelompok.

D. ASAS

Dalam Bimbingan kelompok, asas yang dipakai:

1. Kesukarelaan

Tidak ada pemaksaan dalam mengemukakan pendapat.

2. Keterbukaan

Adalah keterusterangan dalam memberikan pendapat.

3. Kegiatan

Partisipasi semua anggota kelompok dalam mengemukakan pendapat sehingga cepat tercapainya tujuan Bimbingan
kelompok.

4. Kenormatifan

Aturan dalam menyampaikan ide dan gagasan hendaknya dengan baik, benar, gaya bahasa yang menyenangkan, tidak
menyalahkan anggota kelompok.

5. Kerahasiaan : ini terakhir karena topic (pokok bahasan) bersifat umum.


Dalam konseling kelompok, asas yang dipakai :

1. Kerahasiaan

Karena membahas masalah pribadi anggota (masalah yang dirasakan tidak menyenangkan, mengganggu perasaan,
kemauan dan aktifitas kesehariannya).

2. Kesukarelaan

3. Keterbukaan

Semua anggota kelompok adalah konselor terhadap anggota yang dibahas masalahnya.

4. Kegiatan

5. Kenormatifan


Pembentukan kelompok untuk satu kelas:

1. Sederhana

Dengan menghitung dalam satu kelas.

2. Lebih rasional

· Siswa dibagi dalam kelompok dengan kriteria tertentu seperti: hasil AUM PTSDL atau UMUM, tes, jenis kelamin, hasil sosiometri.

Hal yang dipertimbangkan pembentukan kelompok :

1. Homogenitas secara relative (ex: kesamaan jauh dekat tempat tinggal).

Hal yang perlu diperhatikan: jika ingin Kelompok yang sama: maka didahulukan dengan Bimbingan kelompok lalu dilanjutkan dengan konseling kelompok. Pemimpin kelompok yang sama akan menjadikan kelompok lebih dinamis, efektif, efisien

2. Heterogenitas (ex: perbedaan sosio-ekonomi)

3. Sumber pertimbangan: himpunan data dan hasil instrumentasi.

4. Penempatan dalam kelompok: berupa penugasan, penetapan secara acak dan pilihan individu/anggota.

Jenis anggota kelompok: ada Kelompok tertutup yaitu anggota tetap dan tidak berubah jumlah anggota dan Kelompok terbuka yaitu anggota bergantian dan tidak menetapkan.

Perbedaan BKp dan KKp :
Pengertian BKp adalah sejumlah orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. BKp agar Pemahaman dan informasi baru
KKp agar Pengentasan masalah pribadi anggota kelompok

Tahap-tahap Bimbingan kelompok :

A. PEMBENTUKAN

Anggota Kelompok hendaknya:

1. Mengetahui tujuan dibentuknya kelompok.

2.

B. PERALIHAN: untuk meninjau pemahaman anggota kelompok terhadap apa yang akan dilaksanakannya seperti
masih ragu-ragu untuk mengikuti layanan konseling kelompok. Lihat suasana dan situasi anggota keloompok.

C. KEGIATAN

Pelaksanaan

D. PENGAKHIRAN : mengecek apa yang telah dicapai anggota kelompok (evaluasi). Penyampaian kesan dan
pesan serta menanyakan kapan akan dilaksanakan layanan Konseling kelompok kembali.


Isi layanan:

Bimbingan kelompok: Tugas (membahas tentang topik yang duberikan oleh PK) ex: pembahasan tentang situs porno.
Hal yang dipertimbangkan adalah kemampuan dan tingkat perkembangan anggota kelompok. Dan bebas (topic diberikan oleh anggota kelompok untuk dibahas dalam kelompok) ini adalah kesempatan yang disediakan oleh konselor kepada anggota kelompok untuk menyampaikan pendapatnya.
Dalam konseling kelompok adalah membahas masalah individu. Setiap anggota menyampaikan permasalahannya, namun tidak harus semua anggota kelompok. Jika telah terkemukakan masalah, maka perlu dibahas dan dimusyawarahkan masalah siapa yang terlebih dahulu masalahnya dibahas.



Teknik

UMUM:

1. Bagaimana menciptakan dinamika kelompok melalui komunikasi yang terarah, dinamis dan menyeluruh pada semua anggota kelompok (komunikasi multiarah) yang efektif, terkendali.

2. Pemberian rangsangan agar anggota berinisiatif mengemukakan pendapat untuk berdiskusi.

3. Dorongan minimal agar anggota kelompok terus beraktivitas

4. Penjelasan lebih mendalam tentang pendapat yang dikemukakan.

5. Pelatihan terhadap tingkah laku baru bagi anggota kelompok.


Kegiatan selingan: permainan-permainan yang fungsinya: selingan, pembinaan, mengintrospeksi diri.
Jika permasalahan individu belum terpecahkan dalam kegiatan konseling kelompok maka bisa diteruskan dengan pelayanan konseling individual. Seorang PK tidak perlu tergesa-gesa dalam menyelesaikan masalah yang ada, karena masalah hendaknya didalami dengan baik, mencari waktu selain waktu belajar. Penilaian terhadap sasaran layanan hendaknya jelas apa yang ingin dinilai, sehingga bisa menentukan instrumentasi evaluasi yang akan dipakai. Seorang konselor menilai dengan assesmen berupa komentar dengan nilai normatif seperti A, B, C atau Baik, Cukup, Kurang. Konselor hendaknya mampu mengembangkan kepribadian

Selasa, 28 Juli 2009

Teknik-teknik Konseling

Slide 2
K
§
SAR

MAKALAH PERLUNYA EVALUASI PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam melaksanakan program bimbingan di sekolah terdapat berbagai komponen. Komponen-komponen yang dimaksud di sini iaiah saluran-saluran untuk melayani para siswa, tenaga-tenaga bimbingan atau kependidikan lainnya, serta orang tua siswa. Salah satu komponen bimbingan adalah evaluasi program yaitu usaha menilai efisiensi dan efektivitas dari layanan bimbingan dan konseling di sekolah pada khususnya, dan kegiatan-kegiatan dalam rangka program bimbingan dan konseling yang dikelola oleh staf bimbingan pada umumnya. Sebagaimana halnya kegiatan-kegiatan pendidikan yang lain disekolah seperti kegiatan belajar mengajar pada waktu-waktu tertentu harus dievaluasi untuk mengetahui apakah tujuan dari kegiatan itu tercapai. Demikian pula hal dalam kegiatan-kegiatan bimbingan di sekolah secara berkala harus dievaluasi. Program bimbingan dan konseling direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan- tujuan tertentu untuk mengetahui samapai seberapa jauh tujuan-tujuan itu tercapai.

B. Rumusan masalah
Ada beberapa hambatan yang dirasakan sampai saat ini dalam evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling disekolah diantaranya:
a) Pelaksana-pelaksana bimbingan disekolah tidak mempunyai waktu yang memadai untuk melaksanakan evaluasi plaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah.
b) Pelaksana- pelaksana bimbingan dan konseling di sekolah memiliki latar belakang pendidikan yang sangat bervariasi baik ditinjau dari segi jenjang maupun programnya, sehingga kemampuan kemampuannya pun dalam mengevaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling sangat bervariasi termasuk dlam menyususn, membakukan dan mengembangkan instrument evaluasi.
c) Belum tersediannya alat-alat atau instrument evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah yang valid, reliabel, dan objektif.
d) Belum diselenggarakannya penataran, pendidikan, atau pelatihan khusus yang berkaitan tentang evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling pada umumnya, dan penyusunan dan pengembangan instrumen evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah.
e) Penyenggaraan evaluasi membutuhkan banyak waktu dan uang. Tidak dapat diragukan lagi untuk memulai mengadakan evaluasi tampaknya memerlukan biaya yang cukup mahal dan perlu biaya yang banyak. Kepala sekolah acap tidak memiliki cukup keyakinan atau kepercayaan terhadap daya guna dan nilai guna dari hasil evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling sehingga mendorong terjadinya pertentangan mengenai masalah dana dari institusi yang dipimpinnya.
f) Belum adanya guru inti atau instruktur bimbingan dan konseling yang ahli dibidang evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Sampai saat ini kebanyakan yang terlibat dalam bidang ini adalah dari perguruan tinggi yang sudah tentu konsep dan kerangka kerjanya tidak berorientasi kepada kepentingan sekolah.
g) Perumusan kriteria keberhasialan evaluasi pelaksanaan bimbingan dan yang tegas dan baku belum ada sampai saat ini.



BAB II
PEMBAHASAN (ISI)

A. pengertian Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling

Evaluasi program bimbingn menurut W.S Winkel (1991: 135), adalah usaha menilai efisiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu program bimbingan. Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi (1990: 47) adalah segala upaya tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualiatas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbngan yang dilaksanakan. Jadi Evaluasi pelaksanaan program bimbingan adalah suatu usaha dan untuk menilai efisiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan dan konseling demi peningkatan mutu program bimbingan dan konseling. Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling iaiah uasaha penelitian, dengan cara mengumpulkan data secara sistematis, menarik kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif, mengadakan penafsiran dan merencanakan langkah-langkah perbaikan, pengembangan dan pengarahan staf.

B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling.

Secara umum penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling bertujuan utnuk :
  1. Mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling atau subjek yang telah memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling.
  2. Mengetahui tingkat fisisnsi dan efektivitas stratgi pelksanaan program bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.
  3. Secara operasional, penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling ditujukan untuk:
  • Meneliti secara berkala hasil pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
  • Mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas dari layanan bimbingan dan konseling.
  • Mengetahui jenis layanan yang sudah atau belum dilaksanakan dan/ atau perlu diadakan perbaikan dan pengembangan.
  • Mengetahui sampai sejauh mana keterlibatan semua pihak dalam usaha menunjang keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
  • Memperoleh gambaran sampai sejauh mana peranan masyarakat terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
  • Mengetahui sejauh mana kontribusi program bimbingan dan konseling terhadap pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya, TIK DAN TIU pada khususnya.
  • Mendapatkan informasi yang adekuat dalam rangka perencanaan langkah-langkah pengembangan program bimbingan dan konseling selanjutnya.
  • Membantu mengembangkan kurikulum sekolah untuk kesesuaian dengan kebutuhan.

C. Jenis Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Jenis evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah mencakup empat komponen, yaitu:
(1) evaluasi peserta didik (input), (2) evaluasi program, (3) evaluasi proses pelaksanaan program bimbingan dan konseling, (4) evaluasi hasil pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah.
1) Evaluasi peserta didik (input)
Untuk mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan program bimbngan dan konseling di sekolah, maka pemahaman terhadap peserta didik yang mndapatkan bimbngan dan konseling penting dan perlu. Pemahaman mengenai peserta didik perlu dilakukan sedini mungkin. Dengan pemahaman terhadap peserta didik ini dapat dipakai untuk mempertimbangkan hasil pelaksanaan program bimbingan bila dibandingkan dengan produk yang dicapai. Evaluasi jenis ini dimulai dari layanan pengumpulan data pada saat peserta didik di terima di sekolah bersangkutan. Adapun jenis data yang dikumpulkan dari peserta didik dapat berupa: (a) kemampuan skolastik umum, (b) bakat, (c) minat, (d) kepribadian, (e) prestasi belajar, (f) riwayat kependidikan, (g) riwayat hidup, (h) cita-cita pendidikan/jabatan, (i) hobi dan penggunaan waktu luang, (j) kebiasaan belajar, (k) hubungan sosial, (l) kadaan fisik dan kesehatan, (m) kesulitan-kesulitan yang dihadapi, (n) minat terhadap mata pelajaran sekolah.
2) Evaluasi program
Jenis evaluasi program ini dilakukan demi untuk peningkatan mutu program bimbingan dan konseling di sekolah. Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah dibagi menjadi beberapa kegiatan, yaitu: (1) layanan kepada peserta didik, (2) layanan kepada guru, (3) layanan kepada kepala sekolah dan (4) layanan kepada orang tua siswa/masyarakat. Kegiatan operasional dari masing-masing layanan hendaknya disusun dalam sistematika tertentu. Jenis evaluasi pelaksanaan program ini memerlukan alat-alat/instrument evalauasi yang baik.
3) Evaluasi proses
Untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dalam program bimbingan dan konsling di sekolah, dituntut proses pelaksanaan program bimbngan yang mengarah kepada tujuan yang diharapkan. Di dalam pelaksanaan program bimbingan dan di sekolah banyak faktor yang terlebih dahulu perlu dievaluasi, di antaranya:
a) Organisasi dan administrasi program bimbngan dan konseling.
b) Petugas pelaksana atau personel: a. Tenaga profesional b. Tenaga non profesional
c) Fasilitas dan perlengkapan:
1. Fasilitas teknis: tes, inventori, angket, format, dan sebagainya
2. fasilitas fisik, seperti: Ruang konselor, ruang konseling, ruang tunggu, ruang pertemuan, ruang administrasi bimbingan dan konseling, ruang penyimpanan alat-alat, ruang penyimpanan data.
3. Perlengkapan seperti: meja, kursi, filling kabinet, files, lemari, rak, media bimbingan, mesin tik/komputer, alat perekaman dan pandang dengar, dan sebagainya
4. Anggaran biaya
Anggaran biaya perlu dipersiapkan secara rinci untuk menunjang pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah. Anggaran biaya yang diperlukan adalah dalam pos-pos seperti: honorarium pelaksana, pengadaan dan atau pengembangan alat-alat teknis, pengadaan dan pemeliharaan sarana fisik, biaya operasional seperti: (biaya perjalanan, pertemuan, kunjungan rumah dan sebagainya), biaya penelitian dan penilaian.
5. Kegiatan pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
4) Evaluasi hasil
Jenis evaluasi pelaksanaan program ini diadakan melalui peninjauan trhadap hasil yang diperoleh seseorang yang berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan bimbingan dan melalui peninjauan terhadap kgiatan itu sendiri dalam berbagai aspeknya. Peninjauan evaluatif itu memusatkan perhatian pada efek-efek yang dihasilkan ssuai dengan tujuan-tujuan bimbingan yang dikenal dengan nama valuasi produk/ valuasi hasil. Jadi, untuk memperoleh gambaran tentang keberhasilan dari pelaksanaan program bimbingan di sekolah dapat dilihat dari hasil yang diperoleh dari pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. Sedangkan untuk mendapat gambaran tentang hasil dari pelaksanaan layyanan bimbinan dan konseling di sekolah, maka harus dilihat dalam diri siswa yang memperoleh layanan bimbinan itu sendiri. Penilaian terhadap hasil lebih menekankan kepada pengumpulan data atau inforamsi mengenai keberhasilan dan pengaruh kgiatan layanan bimbingan yang telah diberikan. Dengan kata lain, evaluasi terhadap hasil ditujukan kepada pencapaian tujuam program, baik dalam jangka pendek, maupun jangka panjang.

D. Prinsip-prinsip evaluasi program bimbingan dan konseling

Untuk mencapai tujuan dan terlaksananya fungsi program bimbngan dan konseling, maka pelaksanaannya harus dikelola seefisien serta seefektif mungkin selaras dengan prinsi-prinsip suatu program. Beberapa prinsip yang harus diperankan dalam penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling:
a. Evaluasi yang efektif menuntu pengenalan terhadap tujuan-tu juan program. Ini berarti perlu adanya kejelasan mengenai tujuan yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan evaluasi.
b. Evaluasi yang efektif memerluka kriteria pengukuran yang jelas.
c. E valuasi melibatkan berbagai unsur yang profesional dalam program bimbingan dan konseling dituntut keterlibatan pihak-pihak yang benar-benar profesional dalam bidang bimbingan dan konseling secara keseluruhan.
d. Menuntut umpan balik (feed back) dan tindak lanjut sehingga hasilnya dapat digunakan untuk membuat kebijakan atau keputusan. Adapun keputusan dapat menyangkut:
1. Personalia yang terlibat dan kemampuannya menggantikan atau penambahan tenaga.
2. Jenis kegiatan dan pelaksanaannya disusun berdasarkan prioritas kegiatan dan subjek yang ditangani.
3. Pembiayaan, waktu dan fasilitas lainnya harus dipertimbangkan.
e. evaluasi yang efektif hendaknya terencana dan berkesinambungan. Hal ini berarti bahwa evalusi program binbingan dan konseling bukan merupakan kegiatan yang bersifat incidental, melainkan proses kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan.

D. Prosedur pelaksanaan Evaluasi layanan Bimbingan dan konseling

• Fase persiapan
Pada fase persiapan ini terdiri dari kegiatan penyusunan kisi-kisi evaluasi. Dalam kegiatan penyusunan kisi-kisi evaluasi ini langkah-langkah yang dilalui adalah :
a. Langkah pertama- penetapan aspek-aspek yang di evaluasi.
Aspek-aspek yang dievalusi meliputi:
1. Penentuan dan perumusan masalah yang hendak dipecahkan atau tujuan yang akan dicapai; 2. Program kegiatan bimbingan 3. Personel atau ketenagaan 4. Fasilitas teknis dan fisik 5. Pengelolaan dan administrasi bimbingan 6. Pembiayaan 7. Partisipasi personel 8. Proses kegiatan 9. Akibat sampingan.
b. Langkah kedua- Penetapan kriteria keberhasilan evaluasi
Misalnya, bila aspek proses kegiatan yang akan dievaluasi maka kriteria keberhasilan yang dapat di evalusi di tinjau dari: 1) lingkungan bimbingan 2) sarana yang ada 3) situasi daerah.
c. Langkah ketiga- Penetapan alat-alat/instrumen evaluasi.
Misalnya, bila aspek proses kegiatan yang hendak di evaluasi dengan criteria pada bagian b di atas maka instrument yang harus digunakan iaiah: 1) ceklis 2) observasi kegiatan 3) tes situasi 4) wawancara dan 5) angket.
d. Langkah keempat- Penetapan prosedur evaluasi
e. Langkah kelima- Penetapan tim penilai atau evaluator.
• Fase persiapan alat atau instrument evaluasi
- Memilih alat evaluasi yang ada atau menyusun dan mengembangkan alat-alat yang diperlukan
- Penggandaan alat-alat evaluasi yang digunakan
• Fase pelaksanaan kegiatan evaluasi
• Fase menganalisis hasil evaluasi
• Fase penafsiran atau interpretasi dan pelaporan hasil evaluasi

F. Metode/Pendekatan evaluasi pelaksanaan program Bimbingan dan konseling
a. Metode survei
b. Metode observasi
c. Metode Eskperimental
d. Metode studi kasus

E. Evaluasi Pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling

Penyelenggaraan evaluasi program bimbingan di sekolah masing-masing dilakukan cara mengungkap beberapa aspek, yaitu:
1. Relevansi program dengan kebutuhan
2. Administrasi dan organisasi bimbingan dan konseling
3. Proses pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
4. Hasil atau proses layanan bimbingan dan konseling

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan suatu usaha penelitian dengan cara mengumpulkan data secara sistematis, menarik kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif, mengadakan penafsiran dan merencanakan langkah-langkah perbaikan dan dan pengarahan staf. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling atau subjek yang telah memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling kemudian untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas srtategi pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Untuk itu evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus sesuai prinsip, prosedur dan metode evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA


1. Sukardi.,Dewa ketut.1996. Pengantar pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah:Jakarta, PT. Rineka Cipta.
2. Sukardi., Dewa ketut.1989. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluahan di Sekolah: Surabaya, Penerbit usaha Nasional.

ALIH TANGAN KASUS

ALIH TANGAN KASUS

A. DESKRIPSI

Pada suatu ketika terjadi peristiwa seseorang siswa yang mengalami masalah tertentu disarankan oleh guru (melalui orang tuanya) untuk dibawa kepsikiater. Orang tua memenuhi saran tersebut. Setelah melaksanakan pelayanan profesionalnya terhadap siswa yang dimaksud ia tidak menemukan hal-hal tertentu pada diri siswa yang perlu ditangani secara psikiatri. Psikiater itu selanjutnya mengalihtangankan siswa tersebut kekantor UPBK (Unit pelayanan bimbingan dan konseling) yang ada di kampus perguruan tinggi setempat.
Di UPBK siswa tersebut ditangani oleh konselor dengan cara konseling. Siswa itu ternyata memang mengalami masalah belajar disebabkan lingkungan di rumah dan di sekolah yang kurang kondusif. Terhadap siswa dilaksanakan layanan konseling perorangan (KP). Kepada orang tuanya juga diberikan sejumlah informasi untuk membangun wawasan orang tua serta saran-saran untuk terbinanya suasana hubungan sosio-emosional antar keluarga yang lebih akomodatif dan kontruktif. Akhirnya siswa dapat bersekolah kembali.
Contoh diatas memperlihatkan praktik alih tangan kasus (ATK). ATK pertama dikategorikan tidak tepat. Tanpa pemahaman yang cukup memadai tentang (1) kondisi diri siswa pada umumnya, (2) permasalahan sebenarnya yang dialami siswa, dan (3) arah pengalih tanganan yang tepat, guru yang sebenarnya peduli atas kondisi siswa itu mengarahkannya untuk dibawa kepsikiater. Alih tangan kasus kedua terbilang tepat. Psikiater mengalihtangankan siswa kepada konselor (di UPBK) sesuai dengan pekerjaan profesional konseling, yaitu menangani individu normal sedang mengalami masalah belajar.
Kegiatan ATK diselenggarakan oleh konselor tidak lain bermaksud agar klien memperoleh pelayanan yang optimal (atas masalah yang dialami) oleh ahli pelayanan profesi yang benar-benar handal. Melalui ATK yang tepat klien akan segera memperoleh pelayanan yang tepat; sebaliknya, apabila ATK tidak tepat akan terjadi hal-hal yang tidak mengenakkan.
Kegiatan alih tangan kasus meliputi dua jalur, yaitu:
 Jalur kepada konselor
 Jalur dari konselor
Jalur kepada konselor dalam arti konselor menerima “kiriman” klien dari pihak-pihak lain, seperti orang tua, kepala sekolah, guru, pihak atau ahli lain. Sedangkan jalur dari konselor, dalam arti konselor mengirimkan klien yang belum tuntas ditangani kepada ahli-ahli lain, seperti kepada konselor yang lebih senior, konselor yang membidangi spesialisasi tertentu dan ahli-ahli lain.

B. TUJUAN

1. Tujuan umum
Tujuan umum ATK adalah diperolehnya pelayanan yang optimal, setuntas mungkin, atas masalah yang dialami klien.
2, Tujuan khusus
Tujuan khusus berkaitan dengan fungsi-fungsi konseling yaitu:
 Fungsi pengentasan : Tenaga ahli yang menjadi arah ATK diminta memberikan pelayanan yang secara spesifik lebih menuntaskan pengentasan masalah klien.
 Fungsi pemahaman : Untuk memahami masalah yang sedang dihadapi klien.guna pengentasan.
 Fungsi pencegahan : Merupakan dampak positif yang diharapkan dari ATK untuk menghindari masalah yang lebih pelik lagi.
 Fungsi pengembangan dan pemeliharaan : Dengan terentaskannya masalah berbagai potensi dapat terpelihara dan terkembang.
 Fungsi advokasi : yang berhubungan dengan masalah klien berkenaan dengan terhambatnya atau teraniayanya hak-hak klien.

C. KOMPONEN

Penyelenggaraan ATK melibatkan tiga komponen pokok, yaitu :
1. Klien dengan masalahnya
Tidak semua masalah dapat dialih tangankan untuk itu perlu dikenali masalah-masalah apa saja yang menjadi kewenangan konselor. Seperti masalah-masalah berkenaan dengan :
 Penyakit, baik penyakit fisik ataupun mental (kejiwaan)
 Kriminilitas, dengan segala bentuknya.
 Psikotropika, yang didalamnya dapat terkait masalah kriminilitas dan penyakit.
 Guna-guna, dalam segala bentuknya yaitu kondisi yang berada diluar akal sehat.
 Keabnormalan akut, kondisi fisik dan mental yang bersifat “luar biasa” dalam arah dibawah normal.
Apabila konselor mengetahui bahwa klien secara substansial berkenaan dengan salah satu atau lebih dari tersebut diatas, konselor harus mengalihtangankannya keahli lain yang berwenang. Namun bila berkenaan dengan kekhawatiran takut terkena penyakit atau guna-guna, hal ini menjadi kewenangan konselor untuk menanganinya. Bila berkenaan dengan masalah kriminal, siapapun yang mengetahuinya harus segera melapor kepihak yang berwenang. Dalam hal ini konselor hanya menangani klien yang masalah kriminalnya telah diproses oleh pihak yang berwajib dan yang lainnya.
2. Konselor
Dalam menangani klien,hal-hal yang perlu dikenali secara langsung oleh konselor, yaitu :
 Keadaan keabnormalan diri klien
 Substansi masalah klien
Hanya klien-klien yang normal saja yang ditangani konselor, diluar itu dialih tangankan kepada ahlinya. Untuk dapat mengalihtangankan klien dengan baik, konselor dituntut untuk memiliki pengetahuan yang memadai tentang para ahli yang dapat menjadi arah ATK beserta nama dan alamatnya hendak dimiliki konselor.
3. Ahli lain
Lima ahli lain perlu dipahami oleh konselor sebagai arah ATK, yaitu dokter, psikiater, psikolog, guru, dan ahli lain dalam bidang tertentu.
a. Dokter, adalah ahli yang menangani berbagai penyakit jasmaniah
b. Psikiater, adalah ahli yang menangani penyakit psikis
c. Psikologi, adalah ahli yang mendeskripsikan kondisi psikis
d. Guru, termasuk dosen, adalah ahli dalam mata pelajaran atau bidang keilmuan tertentu.
e. Ahli bidang tertentu, adalah mereka yang menguasai bidang-bidang tertentu, seperti adat, agama, budaya tertentu, dan hukuman, serta ahli lain pengembangan pribadi yang memerlukan kebutuhan khusus kepada ahli-ahli tersebut itulah klien dialihtangankan sesuai dengan permasalahannya. Pihak yang berwenang seperti polisi, tidak termasuk kedalam pihak yang menjadi arah ATK, sebab masalah Kriminal yang harus dilaporkan kepada polisi bukanlah ATK, melainkan merupakan kewajiban semua warga.

D. ASAS

Asas kesukarelaan, keterbukaan dan kerahasiaan diutarakan. ATK diselenggarakan atas persetujuan klien (klien perlu memahami alasan dan pentingnya ATK, serta kemana ATK itu ditujukan). Kepada ahli yang baru, klien diminta untuk terbuka berkenaan dengan masalahnya dan apa-apa yang telah dibahas dalam pelayanan terdahulu (konselor dapat menyertakan catatan tentang klien dalam ATK; semua catatan itu diketahui dan disetujui oleh klien dan klien memiliki hak untuk menyampaikan catatan itu atau tidak kepada ahli yang dituju dalam ATK. Untuk masalah kriminal, konselor tidak mengalih tangankan klien, melainkan menganjurkan agar klien secara sukarela melaporkan kepolisi.

E. PENDEKATAN DAN TEKNIK
1. Pertimbangan
Pertama-tama harus dipertimbangkan benar tidak perlunya ATK. Melaui diskusi yang cukup mendalam dengan klien (Dengan pertimbangan pada kenormalan diri klien, subtansi masalah, dan ahli yang menjadi arah ATK). Klienlah yang mengambil keputusan tentang akan dilaksanakannya ATK. Selanjutnya konselor memfasilitasi penyelenggaraan ATK.
2. Kontak
Konselor melakukan kontak awal dengan ahli yang menjadi arah ATK, dengan cara-cara yang cepat dan tepat. Apabila kontak awal berhasil positif, konselor langsung meminta klien bertemu langsung dengan ahli yang dimaksud (surat pengantar dengan beberapa catatan yang perlu) dapat disertakan dan dibawa klien. Selanjutnya konselor dapat berhubungan dengan ahli tempat ATK dalam memperlancar pelayanan pada umumnya dan jika memungkinkan dapat melakukan kerjasama demi kesuksesan pelayanan terhadap klien.

3. Waktu dan tempat
ATK dapat diselenggarakan setelah dua hal terpenuhi yaitu:
 Klien memutuskan untuk ATK (bersedia).
 Ahli yang menjadi arah ATK merespon positif diselenggarakannya ATK.
ATK dapat dilakukan diawal, ditengah penyelenggaraan pelayanan konselor atau merupakan tindak lanjut dari pelayanan terdahulu. Penyelenggaraan ATK bertempat dimana konselor dan ahli lain yang menjadi arah ATK bekerja atau tempatnya ditentukan kemudian.
4. Evaluasi
Konselor mengevaluasi apakah ATK itu berjalan lancar dan cukup produktif (Konselor dapat melakukan laijapen dan laijapang) untuk mengetahui keberhasilan pelayanan secara menyeluruh.

F. KETERKAITAN
Pemahaman tentang normalitas klien, subtansi masalah dan ahli lain yang menjadi arah ATK dapat terkait dengan semua layanan dan kegiatan pendukung konseling lainnya. Alih tangan kasus diselenggarakan atas dasar keadaan kurang terpenuhinyakebutuhan peserta layanan (klien) oleh konselor, terutama kebutuhan yang pemenuhannya diluar kewenangan konselor. Untuk itu konselor wajib berusaha memenuhi kebutuhan yang masih tersisa itu, dengan cara mengalihtangakan klien kepada ahli yang lebih berkewenangan agar pengentasan masalah klien lebih tuntas lagi.
Berkenaan dengan layanan ORIN, alih tangan kasus mungkin diperlukan bagi peserta yang ingin memperoleh pendalaman lebih lanjut tentang elemen-elemen tertentu yang mereka jumpai melaui layanan terdahulu. Kebutuhan pendalaman yang dimaksudkan itu materi dan/ atau caranya diluar kewenangan konselor. Untuk membantu peserta atau klien itu lebih lanjut, dilaksanakanlah alih tangan kasus. Konselor bertanggung jawab atas terselenggaranya alih tangan kasus itu jika klien, berdasarkan hasil analisis masalah kebutuhan-kebutuhannya memang menghendakinya.
Berkenaan dengan layanan INFO, mungkin ada peserta layanan yang ingin mendalami informasi tertentu dan/ atau mengaitkan secara khusus informasi tersebut dengan permasalahan yang ia alami. Untuk itu diperlukan upaya tindak lanjut. Keinginan peserta itu dapat diupayakan pemenuhannya oleh konselor, dan apabila keinginan yang dimaksud itu berada diluar kewenangan konselor, maka upaya alih tangan kasus perlu dilakukan. Konselor mengatur pelaksanaan alih tangan kasus itu bersama peserta yang menghendaki upaya tersebut.
Alih tangan kasus dimungkinkan atas dasar hasil penilaian dampak layanan. Apabila ada dampak yang tidak menjadi kewenangan konselor menanganinya, maka permasalahan baru atau lanjutan tersebut dapat dialihkan kepada ahli yang berkewenangan. Semacam alih tangan dapat dilakukan dalam rangka kajian awal terhadap potensi dan kondisi diri serta kondisi lingkungan. Ahli tertentu dapat membantu konselor menyediakan data yang lebih lengkap dan akurat serta dukungan dan fasilitas berkenaan dengan pengkajian dan penanganan permasalahan subjek. Dari hasil penilaian laiseg atau laijapen dapat diidentifikasi peserta mana yang memerlukan tindak lanjut alih tangan kasus yang mengarah pada pendalaman penguasaan konten dengan permasalahan yang dialami oleh peserta yang bersangkutan.
Kaitan alih tangan kasus dengan layanan konsultasi apabila pihak ketiga yang dibawa konsulti adalah masalah yang tidak menjadi kewenangan konsultan untuk terlibat dalam penanganannya. Dalam hal ini konsultan harus benar-benar berhati-hati, terlebih-lebih apabila konsulti akan membawa masalah yang bersifat kriminal atau pidana. Sebelum konsulti lebih jauh mengemukakan masalahnya itu, konsultan harus menghentikan kontak yang mengarah kepembicaraan masalah yang seharusnya berurusan dengan polisi. Pada sisi lain konsulti dapat mengalih-tangankan pihak ketiga kepada konsultan. Dalam hal ini layanan konseling perorangan dapat dilakukan oleh konselor terhadap pihak ketiga yang sekarang menjadi kliennya itu. Lebih jauh konselor dapat bekerja sama dengan konsulti dalam menangani masalah yang dialihtangankan itu.
Masalah yang belum tuntas terentaskan dalam layanan koseling perorangan dan konseling kelompok dapat dialihtangankan (melalui prosedur) termasuk dalam aplikasi instrumentasi.
Dalam layanan mediasi, alih tangan kasus dapat dilakukan secara serentak seluruh atau sebagian dari peserta layanan. Hal ini tergantung pada ciri dan kondisi individu dan masalah yang hendak dialihtangankan. Apabila alih tangan hendak dilakukan, konselor memberikan penjelasan alasan pengalihtanganan dan kepada siapa alih tangan dituju. Sesuai dengan keperluannya, konselor dapat menyiapkan baha-bahan yang akan dibawa klien kepada ahli yang dituju; minimal surat pengantar. Hasil alih tangan dibicarakan dalam layanan mediasi lanjutan untuk lebih mantapnya hasil-hasil layanan mediasi secara menyeluruh.
Konselor harus mencermati keterkaitan ATK dengan jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung agar dapat diselenggarakan tepat waktu, sasaran dan cara dalam kaitannya dengan layanan atau kegiatan lain dalam pelayanan konseling.

G. OPERASIONALISASI KEGIATAN

1) Perencanaan
a. Menetapkan kasus (klien) yang memerlukan ATK.
b. Meyakinkan klien tentang pentingnya ATK.
c. Menghubungi ahli lain yang menjadi arah ATK.
d. Menyiapkan materi yang akan disertakan dalam ATK.
e. Menyiapkan materi yang akan disertakan dalam ATK
f. Menyiapkan kelengkapan administrasi.

2) Pelaksanaan
a. Mengkomunikasikan rencana ATK kepada pihak terkait
b. Mengalihtangankan klien kepada ahli lain yang menjadi arah ATK

3) Evaluasi
a. Membahas hasil ATK melalui
 Klien yang bersangkutan
 Laporan ahli yang menjadi arah ATK
 Analisis hasil ATK
b. Mengkaji hasil ATK terhadap pengentasan masalah klien

4) Analisis hasil evaluasi
Melakukan analisis terhadap efektifitas ATK terhadap pengentasan masalah klien secara menyeluruh.


5) Tindak lanjut
Menelenggarakan layanan lanjutan (jika diperlukan) oleh pemberi layanan terdahulu dan/ atau alih ATK lanjutan.

6) Laporan
a. Menyusun laporan kegiatan ATK
b. Menyampaikan laporan terhadap pihak-pihak terkait.
c. Mendokumentasikan laporan.


REFERENSI

  1. Prayitno.1999. Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta,
  2. Prayitno.1996. Pengantar pelaksanaan program Bimbingan dan konseling. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
  3. Prayitno.2004. Seri kegiatan pendukung Alih tangan kasus, layanan orientasi,layanan Informasi, layanan konsultasi, layanan penguasaan konten, layanan penempatan dan penyaluran, layanan mediasi, layanan konseling perorangan, layanan konseling kelompok, kegiatan pendukung aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus : Jurusan Bimbingan dan konseling. Fakultas Ilmu pendidikan, Universitas Negeri Padang.

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

A. SEJARAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Sejarah histories lahirnya psikologi perkembangan tidak terlepas dari angapan terhadap objek pembahasan yakni manusia dalam berbagai tangapan perkembangannya.
Pembahasan terhadap manusia ini, telah menimbulkan berbagai angapan dan perlakuan sesuai dengan taraf pemahaman tersebut. Sebelum tahun 1950, para ahli jiwa lama mengangap anak adalah miniature orang dewasa , sehingga perlakuan ,sikap terhadap mereka disamakan dengan sikap, perlakuan terhadap orang dewasa.Seperti pada Negara Yunani , anak-anak pada usia enam tahun sudah harus masuk asrama untuk dilatih kependidikan kemiliteran. Selain itu anak-anak juga diberikan bacaan-bacaan yang cocok untuk orang dewasa ,seperti cerita-cerita karangan Aesopus dan sajak-sajak Humerus.
Lain halnya dengan bangsa Romawi , anggapan mereka terhadap anak sudah lebih maju dimana tujuan pendidikannya sudah beriorentasi pada minat dan individu anak . Toko penting pada masa ini adalah Quintia Alinus , yang bergerak dalam bidang pendidikan .

Beberapa pokok pikirannya antara lain:
1. Menetapkan disiplin yang keras (hukuman badan) .Oleh karena itu diperlukan pengunaan metode yang tepat dan menarik dalam penyajian mata pelajaran.
2. Guru harus mengetahui sifat-sifat dan bakat anak-anak yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya, sehingga memerlukan perlakuan yang berbeda pula.
3. Pemilihan guru harus berdasarkan sifat-sifat tertentu.
4. Kesan pertama yang diterima anak, akan membekas ke dalam jiwanya

Sedangkan di Eropa sejak tersebarnya agama Nasrani sampai akhir abad pertengahan ,konsepsi pendidikannya terpengaruh oleh ajaran Nasrani yakni yakni cinta sepenuhnya pada Tuhan , dengan pokok ajarannya
1. Tujuan pendidikan adalah kemanusian, yang berasaskan prinsif persaudaraan semata mnghormati kepribadian manusia dan hak perorangan.
2. Pendidikan bersifat demokratis dan universal meliputi: pendidikan ,sosial ,kemanusian dan keagamaan
3. Metode pendidikan adalah: appersepsi, aktivitas, contoh mementingkan individualisasi dan berdasarkan pada kecintaan.

Tokoh penting pada masa ini adalah Agustinus (345-430) , buku otobiografinya yang trkenal berjudul “ compesionis”, buku ini berisikan tentang pembahasan psikologis mengenai kehidupan kanak-kanak, intinya adalah:
4. Anak mempunyai kecendrungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban
5. Anak-anak lebih mudah belajar dengan contoh daripada dengan aturan-aturan
6. Anak-anak tidak sama dengan orang dewasa

Setelah zaman Renaisance , terjadilah beberapa pembaharuan dalam brbagai aspek kehidupan. Orang tidak lagi berpegang pada agama(Nasrani) , tetapi sudh mencari kepuasan hidup dengan mengejar materi dengan berdasarkan realitas objektif.

Sebagai penyempurna dari ketiga aliran tersebut, muncul aliran realisme yang terdiri dari tiga cabang yaitu :
• Aliran realisme verbal dengan tokohnya bernama VIVES (spanyol, 1492-1540) beliau sangat bersar perhatianya terhadap anak-anak miskin dan menghendaki pendidikan normal.
• Aliran realisme sosial dengan tokohnya montaigne (prancis, 1530-1592). Beliau menganjurkan “aktifity curriculum”, sebab pengalaman lebih dari pada buku dan kata-kata.
• Aliran naturalisme yang dikembangkan oleh JJ.Rousseau (1712-1778). Bukunya yang terkenal mengenai anak-anak adalah “Emile Et Sophy”, yang menuntut agar anak tumbuh dan berkembang dalam kebebasan.

B. TUJUAN MEMPELAJARI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN BAGI PENDIDIK.

Adapun tujuan mempelajari psikologi perkembangan bagi para pendidik adalah untuk :
  • Menciptakan suasana educatif yang efektif dan efisien dalam proses pergaulan antara pendidik dan anak didik.
  • Menerapkan penerapan pengetahuan kepada anak didik sesuia dengan kemampuan dan taraf perkembangan.
  • Kemudahan pedekatan dan komunikasi terhadap anak didik dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan dll.
Daya tarik psikolegi dapat dipahami melalui tujuan mempelajrinya.
  • Untuk menemukan factor-faktor dan prinsif-prinsif tentang tingkah laku manusia.
  • Untuk memahami diri kita sendiri.
  • Memahami jiwa orang, sehingga dapat menjalani komunikasi yang baik.



PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN MANUSIA

A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN

Perkembangan adalah : Prubahan-prubahan psikofisis sebagai hasil dari proses pengamatan fungsi-fungsi pstitesis dan fisis pada diri anak.

Dalam perkembangan manusia ada 2 hal penting yang mengalami perkembangan Biologis dan perkembangan Psikis.
1. Perkembangan Biologis : manusia mengikuti pola perkembangan tertentu mengenaipola perkembangan antara manusia yang satu dengan yang lainya.
Pola perkembangan ini dibedakandalam tiga fase yaitu :
• Repleksi
• Naluri atau nafsu
• Perbuatan-perbuatan atas dasar kemauan.

2. Perkembangan Psikis : Seseorang tidak lepas dari factor biologis.

B. TEORI-TEORI PERKEMBANGAN MANUSIA.

Teori-teori perkembangan manusia
o Teori asuasi yang di pelopori oleh J. F Herban.
o Teori gestalt dipelopori oleh Wil helm Wund.
o Teori Neo-Gestal dipelopori oleh Kurt Lewin.
o Teori sosialisasi dipelopori oleh Jm. Baldwin.
Dalam perkembangan tersebut terdapat cirri-ciri perubahan yang terjadi meliputi :
1. Perubahan ukuran dari setiap organ tubuh.
2. Perubahan proporsi (perubahan perimbangan.
3. Hilangnya cirri-ciri lama.
4. Timbulnya cirri-ciri baru.

C. PERKEMBANGAN SEBAGAI HASIL KEMATANGAN DAN BELAJAR.
Perkembangan bukan suatu proses yang berlangsung dengan sendirinya melainkan mempunyai penyebab yang tidak dapat dipisahkan dari prose situ Tokoh penting pada masa ini adalah Agustinus (345-430) , buku otobiografinya yang trkenal berjudul “ compesionis”, buku ini berisikan tentang pembahasan psikologis mengenai kehidupan kanak-kanak, intinya adalah:
- Anak mempunyai kecendrungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban
- Anak-anak lebih mudah belajar dengan contoh daripada dengan aturan-aturan
- Anak-anak tidak sama dengan orang dewasa
Setelah zaman Renaisance , terjadilah beberapa pembaharuan dalam brbagai aspek kehidupan. Orang tidak lagi berpegang pada agama(Nasrani) , tetapi sudh mencari kepuasan hidup dengan mengejar materi dengan berdasarkan realitas objektif.

Sebagai penyempurna dari ketiga aliran tersebut, muncul aliran realisme yang terdiri dari tiga cabang yaitu :
  • Aliran realisme verbal dengan tokohnya bernama VIVES (spanyol, 1492-1540) beliau sangat bersar perhatianya terhadap anak-anak miskin dan menghendaki pendidikan normal.
  • Aliran realisme sosial dengan tokohnya montaigne (prancis, 1530-1592). Beliau menganjurkan “aktifity curriculum”, sebab pengalaman lebih dari pada buku dan kata-kata.
  • Aliran naturalisme yang dikembangkan oleh JJ.Rousseau (1712-1778). Bukunya yang terkenal mengenai anak-anak adalah “Emile Et Sophy”, yang menuntut agar anak tumbuh dan berkembang dalam kebebasan.

Di Amerika serikat, took-toko yang terkenal yang mempelajari perkembangan jiwa anak antara lain : Tracy, G. Stanley hell dari Clerk University, yang menulis buku “Adolescence”. Sedangkan di inggris adalah Sully dan Baldwin. Di Prancis adalah Cimpayre, Perez dan Clapareda. Di Swis adalah Piaget, Karl Buhler dan istrinya Charlotte Bukler dengan bukunya “ Kindheit Und Jugend”, (masa kanak-kanak dan masa muda).

D. TUJUAN MEMPELAJARI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN BAGI PENDIDIK.

Adapun tujuan mempelajari psikologi perkembangan bagi para pendidik adalah untuk :
- Menerapkan penerapan pengetahuan kepada anak didik sesuia dengan kemampuan dan taraf perkembangan.
- Kemudahan pedekatan dan komunikasi terhadap anak didik dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan dll.

Daya tarik psikolegi dapat dipahami melalui tujuan mempelajrinya.
• Untuk menemukan factor-faktor dan prinsif-prinsif tentang tingkah laku manusia.
• Untuk memahami diri kita sendiri.
• Memahami jiwa orang, sehingga dapat menjalani komunikasi yang baik.


Hukum-hukum perkembangan yang berhasil diketahui adalah :
1. Perkembangan mengikuti pola-pola tertentu
2. Perkembangan merupakan perubahan yang berantai.
3. Perbedaan laju perkembangan bersifat tetap.
4. Bentuk-bentuk prilaku yang dianggap abnormal sebenarnya normal pada usia tertentu.
5. Pada setiap perkembangan terdapat sifat-sifat khusus.
6. Perkembangan dapat diperhitungkan



PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
PADA MASA PRENATAL DAN MASA BAYI



A. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA MASA PRENATAL .

Masa prenatal adalah : masa konsepsi atau masa pembuahan.
Proses pemuatan bayi dari sejak pembuahan sampai lahir tidak dapat diamati secara langsung para ahli mempergunakan berbagai kesempatan.

Bahan-bahan untuk mengetahui ibu tentang embryo itu diperoleh dari :
• Keterangan ibu tentang gerakan-gerakan embryo itu.
• Alat-alat untuk menangkap embryo itu debaran jantung dan gerakan embryo tersebut.
• Pengamatan langsung terhadap bayi yang dikeluarkan ketika operasi diantara alat yang digunakan ialah sterhoscop, balvonometer dan sinar.

Fakto-faktor keturunan yang mewarnai corak dari individu yang sedang dalam proses pembentukan, macam-macam factor keturunan itu antara lain adalah :
1. Kromosom sel benih yang dibedahkan
2. Kematangan sel benih yang dibedakan menjadi, benih hidup, pembuahan, bahan dari dan ruh.

Fakrot-faktor yang mempengaruhi perkembangan bayi dalam kandungan
1. Factor makanan
2. Factor kesehatan ibu
3. Factor emosi ibu
4. Factor umur orang tua

B. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA MASA BAYI.

Pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Masa orok (masa penyusunan sejak lahir sampai umur 2 minggu)
Ada penyesuaian yang penting dialami oleh bayi yang baru lahir itu ada 4 macam yaitu
1. Penyesuaian dengan perubahan temperature.
2. Penyesuaian dengan bernafas.
3. Penyesuaian kepada mengisap dan menelan
4. Penyesuaian kepada cara pembuangan melalui organ-organ ekspresi.


Sedangkan daya penyesuaian terhadap keempat macam hal tadi tergantung pada :
1. Proses lahir
2. Lamanya proses lahir itu
3. Keadaan ketika masih dalam kandungan terutama menjelang bulan-bulan terakhir dari masa kandungan.

2. Masa Bayi (2 minggu sampai 2 tahun)

Masa bayi dinulai sejak berakhirnya masa orok (2 minggu sampai akhir tahun kedua dari kehidupan).



PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK

A. PEMBAGIAN MASA KANAK-KANAK

Belum banyak ahli psikologi yang mengadakan penelitian tentang hal ini, oleh karena belum banyaknya tingkah laku bayi yang dapat dipergunakan sebelum pedoman penelitian kebanyakan adalah para dokter yang berkepentingan dalam masalah medis :


Pembagian berikut adalah, pembagian yang sampai sekarang yang masih dipergunakan, dalam pengertian seperti diatas, yaitu :
a) ……s/d masa kelhiran disebut, masa prenatal
b) 0;0 s/d 0;2 disebut masa orok
c) 0;3 s/d 0;1 disebut masaa anak tetek
d) 3;0 s/d di sebut masa pancaroba
e) 4;0 s/d 5;0 disebut masa pemain

B. MASA KANAK-KANAK AWAL

Masa kanak-kanak merupakan suatu priode dalam rentangan kehidupan anak-anak, dimana perkembangan yang utama adalah penguasaan lingkungan (burlian nafsiah dan akmal hawi) :
1. Permulaan problem tingkah laku
2. Perkembangan fisik
3. Perkembangan tenaga gerak/motorik
4. Perkembangan bahasa
5. Perkembangan emosi
Emosi-emosi yang umum yang terdapat pada anak :
4. Marah
5. Takut
6. Iri hati
7. Rasa ingi tahu
8. Gembira
9. Cinta
6. Perkembanga sosial
7. Perkembangan pemahaman
8. Perkembangan moral
9. Perkembangan kepribadian

C. MASA KANAK-KANAK AKHIR

Masa kanak-kanak bukanlah berakhir begitu saja, melainkan diawali oleh suatu masa yang sangat menyulitkan yang pada umumya muncul sekitar anak usia 3 tahun.


PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MASA PUBERTAS

Kata pubertas berasal dari bahasa latin pubescere yang berarti mendapatkan pubes atau rambut kemaluan yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksuil.

Ada 4 perubahan fisik pada masa pubertas yang penting, yaitu :
1. Perubahan Fisik yang Cepat
Dalam rentang kehidupan manusia, kita dapati pertumbuhan fisik yang cepat, pencepatan pertumbuhan itu terlihat pada pertumbuhan pada panjang dan berat badan:
a. Pertumbuhan panjang badan, pada anak perempuan pertumbuhan panjang badan dimulai dari usia 11 s/d 13 tahun, sedangkan untuk anak laki-laki sekitar dari umur12 tahun.
b. Pertumbuhan bertat badan, pertumbuhan berat badan berkesesuaian dengan pertumbuhan panjang badan.

2. Perubahan Porsi Tubuh.
Tidak semua tubuh berada dalam tempo yang sama, hal ini menyebabkan tidak keseimbangan propersional yang karakteristik pada masa kanak-kanak tetap ada, akan tetapi berubah tekananya.

3. Perubahan karakteristik primer.
Organ seks pada masa anak-anak, masih kecil dan secara fungsional belum matang. Sedangkan masa pubertas, organ seks bertambah besar.

4. Perkembangan karakteristik sekunder.
Dengan adanya kemajuan perkembangan pubertas laki-laki dan perempuan semangkin meningkat pula perbedaan perawakanya.

Ada tanda-tanda sekunder pada anak wanita dan anak laki-laki dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Anak perempuan, meliputi : pertumbuhan tulang, pertumbuhan payudara, tumbuh bulu kemaluan yang halusdan lurus bewarna gelap di kemaluan.
2. Anak laki-laki, meliputi : pertumbuhan tulang-tulang, pertumbuhan testis pembesar, tumbuh bulu kemaluan yang halus.


Tanda-tanda masa pubertas menurut E. Spranger menyebutkan tiga aktivitas yang meliputi:
1. Penemuan aku
anak mulai menyadari tentang keberadaan dirinya didalam suatu komunitas sosial, walaupun terasa masih terasa belum sempurna.
3. Pertumbuhan pedoman kehidupan
Anak puber sudah mulai aktif dan menerima akan norma-norma susilah dan norma-norma agama.
4. Memasukan diri pada kegiatan kemasyarakatan.
Anak puber mulai mengenal segala macam corak kehidupan masyarakat tetapi anak belum sempurna pengetahuanya untuk membedakan atau menseleksikanya.



PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGA MASA REMAJA AWAL DAN AKHIR

A. MASA REMAJA AWAL.
A.1. Pengertian
• Pertumbuhan lebih condong pemakaianya bagi perubahan fisik individu, sedangkan perkembangan lebih condong berkenaan dengan perubahan fisikis yang tidak pernah lepas dari peengaruh lingkungan sekitar
• Baik pertumbuhan maupun perkembangan, keduanya bekerja dalam suatu proses perubahan yang berkenaan dengan aspek-aspek fisik dan psikis individu.
• Antara kedua istilah tersebut saling bertumpang tindih satu sama lain.
• Dari segi hsilnya, hasil pertumbuhan lebih mudah diukur secara langsung, sedangkan hasil perkembangan lebih sukar, sebab hanya melalui pengukuran gejala-gejalnya saja.

A.2. Ciri-ciri remaja awal.
 Terjadinya ketidak stabilan
 Mengetahui banyak masalah
 Sering merasa tidak bahagia.
- Pertumbuhan bio-fisik
- Perkembangan motorik
- Peerkembangan emosi
- Perkembangan sosial
- Perkembangan minat
- Perkembangan moral
- Perkembangan kepribadian

B. MASA REMAJA AKHIR
Ciri-Ciri Remaja Akhir
1. Kuranga adanya garis pemisah yang jelas antara masa remaja awal dengan masa remaja akhir
2. Masa remaja akhir kurang menunjukan cirri khas yang menonjol
3. Masa remaja akhir hanya merupakan kelanjutan dari pertumbuhan dan perkembangan masa remaja awal menuju dewasa.
a. Pertumbuhan fisik
• Pada masa ini, pertumbuhan fisik mengalami penurunan. Beberapa ahli berpendapat bahwa nilai yang terjadi pada masa remaja akhir ini, terutama menyangkut bentuk tubuh.
b. Perkembanga minat dll.


MASA REMAJA AKHIR

Remaja akhir adalah remaja yang berada pada masa antara remaja awal dan masa remaja yaitu antara usia 18 th -29 th yang melifuti:
a. Ciri-Ciri Remaja Akhir
Kurangnya perhataian dari para ahli berkemungkinan disebabkan karena beberapa kemungkinan antara lian :
1. Kuranga adanya garis pemisah yang jelas antara masa remaja awal dan masa remaja akhir
2. Masa remaja akhir kurang menunjukan ciri khas yang menonjol
3. Masa remaja akhir hanya merupakan lanjutan dari pertumbuhan dan perkembangan masa remaja awal menuju dewasa.

b. Pertumbuhan Fisik
Perkembangan minat remaja akhir berkembangnya melifuti beberapa hal yaitu minat terhadap lawan jenis, rekreasi, pesta pendidik dan pekerjaan.
1. Minat terhadap lawan jenis
2. Minat terhadap rekreasi dan pesta.
3. Minat terhadap pendidikan dan pekerjaan

c. Perkembangan berfikir
pada masa remaja akhir, kehidupan dalam kelompok kecil semangkin berkurang dan berali pada perluasan kelompok.

d. Perkembangan moral
kesan moral yang ditanamkan pada masa kanak-kanak oleh orang tua menjadi bekal remaja awal yang membentuk nilai moral sendiri.

e. Perkembangan moral perkembanga kepribadian.
Pola kepribadian yang ditampilkan oleh orang tua pada masa kanak-kanak akan terus berkembang pada masa-masa selanjutnya.


PERKEMBANGAN PISIK PSYCIS REMAJA


A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN

Adapun yang dimaksud perkembangan adalah suatu prose tertentu yaitu suatu proses yang menuju kedepan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.

B. PERKEMBANGA FISIK REMAJA

Ada empat perkembangan fisik pada remaja yang penting diketahui yaitu :
1. Perkembangan fisik yang cepat
Pertama, fra-natal dan sebagian pertama post natal, yang kedua pada masa remaja periode kedua.
2. Perubahan proporsi tubuh.
Tidak semua bagian tubuh bertambah dalam tempo yang sama, hal ini menyebabkan ketidak seimbangan propersional yang berkarakteristik pada masa kanak-kanak tetap ada.
3. Perkembangan karakteristik primer/organ seks
Pertanda pertama yang nyata bagia anak-anak perempuan bahwa mekanisme repreduksinya sedang menuju kematangan ialah nanarche/menstruasi yang pertama.
4. Perkembangan karakteristik seks sekunder
Dengan adanya kelanjutan perkembangan remaja laki-laki dan perempuan, maka semangkin meningkat pula perbedaan dalam perwatakanya.

Aspek-aspek psikologi dan fisik yang penting dalam perkembangan pada masa anak sekolah diuraikan antara lain beberapa cirinya, seperti :
1. Faktor intelektual
2. Factor kognitif
3. Factor motorik
4. Factor verbal
5. Factor emosional

C. PERKEMBANGAN PSIKOLOGI REMAJA.

1. Pembentukan Konsep Diri
Menurut G.W.Allport (1961, Bab VII) cirri-ciri psikologi adalah :
 Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif (self objektivication).
 Memilih falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life), dll.
2. Perkembangan Inteligensi
perkembangan aspek-aspek kognitif meliputi hal-hal berikut :
kematangan, pengalaman, transmisi sosial, ekuilibrasi.


PERILAKU PENYIMPANGAN REMAJA


A. PENGERTIAN
Menurut Jensen (1985:417) membagi kenakalan remaja menjadi empat yaitu :
a) Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, seperti : perkelahian, perampokan dll.
b) Kenakalan yang menimbulkan korban materi, seperti : perusakan, pencurian dll.
c) Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korbandipihak orang lain, seperti : pelacuran, penyalagunaan obat dll.
d) Kenakalan yang melawan status, misalnya : melawan status orang tua dengan cara minggat dari rumah dll.

C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PRILAKU MENYIMPANG PADA REMAJA
1. Faktor dari diri remaja itu sendiri
 Adanya dorongan untuk iseng atau ingin atau rasa ingin tahu.
 Untuk gagah-gagahan
 Adanya komplik batin.
2. Faktor lingkungan keluarga
 Kurangnya pendidikan agama terhadap anak
 Tidaka ada sikap keteladanan dari orang tua dll.
3. Faktor lingkungan masyarakat
 Ajakan teman untuk melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan
 Kuatnya jaringan pemasaran atau pendistribusian narkoba yang ada dilingkungan masyarakat.
4. Faktor lingkungan sekolah
 Sekolah yang kurang disiflin
 Adanya murid yang sudah mengkonsumsi narkoba, dan lain-lain.

CARA MENGATASI PRILAKU MENYIMPANG PARA REMAJA.

A.PENCEGAHAN PRILAKU MENYIMPANG PADA REMAJA.
1. Lingkungan keluarga
Keadaan keluarga yang ditandai dengan hubungan suami istri yang harmonis akan lebih menjamin remaja yang bisa melewati masa transisinya dengan baik dari pada jika hubungan suami istri terganggu, kemudian berusaha menjaga keutuhan dabn keharmonisan keluarga sebaik-baiknya.
2. Lingkungan pendidikan atau sekolah
pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa remaja.sekolah selain berpungsi tempat mencerdaskan anak didik dengan berbagai ilmu umum juga berfungsi sebagai salah satu tempat untuk mentransperkan norma-norma agama dan etika yang baik terhadap anak didik.
3. Lingkungan masyarakat
lingkungan masyarakat merupakan salah satu lingkungan yang mempengaruhi perkembangan remaja hal ini ditandai dengan perubahan sosial yang cepat (khususnya dikota-kota besar dan daerah-daerah yang sudah terjangkau sarana dan prasarana komunikasi dan perhubungan).

B. PENANGANAN TERHADAP PRILAKU PENYIMPANGAN REMAJA
1. Kepercayaan.
Remaja itu harus percaya kepada orang yang mau membantunya (orang tua, guru, psikolog, ulama dan sebagainya).
2. Kemurnian
3. kemampuan mengerti dan menghayati (emphaty) perasaan remaja.
4. kejujuran
Remaja mengharapkan penolongan menyampaikan apa adanya saja, termasuk hal-hal yang kurang menyenangkan.
5. mengutamakan persepsi remaja.

Referensi
1. Hawi, A.2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah.
2. Cronbach, L.J., 1977. Educational Psycologi ,Harcourt Brace Jovanovich, New York

Bagaimana Krisis Pada Remaja Dapat Berkembang

Bagaimana Krisis Pada Remaja Dapat Berkembang

Ada ratusan buku ditulis untuk membantu orang tua, keluarga-keluarga dan para remaja di dalam krisis. Acara wicara siang hari mengungkapkan; menyingkapkan bermacam isu-isu di televisi nasional selagi "ahli tamu" menyediakan " intervensi-intervensi krisis" di depan semua pendengar. Buku bantuan mandiri biasanya layak dan berdasar fakta, hanya mereka kekurangan dukungan profesional dan pribadi perlu mendapat hasil-hasil. Orang tua membaca buku bantuan mandiri, tetapi kekurangan dukungan itu perlu lanjutan dan berhasil. Acara wicara siang hari secara emosional tangguh dan mengilhami orang tua dan keluarga-keluarga untuk berbuat sesuatu, tetapi mereka cenderung untuk menyederhanakan isu-isu jauh kepada banyak. Ketika orang tua berbuat sesuatu, mereka dapat mematahkan penghindaran, kepasrahan, pembalasan dan bahkan permusuhan dari remaja mereka. Orang tua menjadi dikacaukan, menyerah, mendapat yang terhalang atau saling berhubungan dengan anak mereka dalam jumlah berapa kepada satu rangkaian kuasa (tenaga berjuang atau konflik-konflik). Orang tua boleh mulai untuk menyalahkan satu sama lain ketika mereka tidak sesuai dengan apa yang sebaiknya atau harus tidak selesai. Ketika orang tua tidak sependapat dan membantah tentang para remaja harus berbuat apa mulai untuk percaya bahwa orang tua tidak mengetahui apakah mereka melakukan. Orang tua kehilangan kredibilitas ketika mereka tidak sependapat dan wujud para remaja yang memilik pendapat sendiri ketika orang tua memasukkan arah kebalikan.
Ketika orang tua mencari bantuan dari para ahli kesehatan jiwa, mereka boleh menemukan minggu-minggu atau bulan-bulan kemudian bahwa asuransi kesehatan tidak menutup (meliput permasalahan dasar bahwa para remaja dan keluarga-keluarga mempunyai. Tetapi, jika anak itu dapat didiagnosis dengan tekanan atau ketertarikan, lalu mereka akan dapat ke melihat suatu penasihat atau ahli mengobati untuk 6 sampai 8 sesi pada 25 (selama 50 minutes per sesi-sesi). Itu adalah telah basi untuk menemukan bahwa para ahli yang mengobati tidak dikuasakan untuk menyediakan tingkat layanan yang mereka ketahuimerupakan kebutuhan para remaja dan keluarga-keluarga. Dan karena pertimbangan yang tidak didukung oleh riset, perusahaan asuransi percaya bahwa 50 menit minggu dengan seorang penasihat dalam satu kantor untuk 6 sampai 8 sesi dapat mempunyai suatu dampak kekal bagi seorang remaja dalam suatu krisis.
Jasa yang diberi hak oleh perusahaan asuransi terus meningkat meringkas dan berfokus kepada pembebasan dan akan timbul gejala-gejala sebagai ganti masalah nyata. Antidepressants ditentukan karena para remaja yang sedang menggunakan ganja. Dan stimulans-stimulans seperti Dexedrine ditentukan karena anak-anak yang bosan, resah dan dengan kurang baik cocok untuk kelas-kelas yang besar di mana gaya pelajaran mereka adalah dengan sepenuhnya tak dikenali. Kimia "pengekangan-pengekangan" seperti Neurotine dan Depakote yang digunakan untuk memperlakukan kekacauan perampasan ditentukan karena para remaja selalu menuruti kata hati, dengan mudah menghalangi, atau marah pada orang tua mereka, sistim atau seluruh peristiwa sosial pada remaja. Pendidikan khusus memprogram nyata sekali di bawah yang dibiayai hari-hari ini dan para siswa yang memerlukan pendidikan khusus untuk beberapa jam satu hari boleh berakhir menjadi lima menit konsultasi dengan suatu guru pendidikan yang khusus yang mungkin punya tidak ada pilihan tetapi untuk mengirimkan suatu rencana yang tertulis kepada seorang guru yang reguler. Sekolah-sekolah selalu bertahan dan menyalahkan para siswa yang pada akhirnya gugur karena sekolah adalah pemboran, tidak diawasi, menghina atau suatu yang menyakitkan yang merka rasakan. Satu-satunya alasan beberapa bercanda pergi ke sekolah-sekolah adalah dengan para teman mereka yang mempunyai akses kepada mobil-mobil, rokok-rokok, narkoba dan informasi terakhir tentang yang di dalam gangguan dan bagaimana mereka keluar darinya.
Kemungkinan ada penggunaan obat/racun atau luas benar dari penggunaan alkohol dan obat/racun adalah biasanya luput/kehilangan atau yang dilewatkan oleh banyak dokter, penasihat-penasihat dan orang tua yang adalah segannya dari ketakutan untuk memberi anak mereka suatu layar obat/racun. Mereka mengatakan anak itu tidak menggunakan narkoba atau menggunakan narkoba bahwa mewakili; menunjukkan suatu yang serius menyebabkan karena perhatian. Anak belasan tahun akan sering kali mengakui menggunakan alkohol ketika sesungguhnya mereka adalah juga menggunakan ganja. Dan ketika anak belasan tahun mengakui menggunakan ganja, kesempatan-kesempatan mereka adalah juga menggunakan narkoba lebih serius seperti metamfetamina-metamfetamina, LSD asam lisergat dietilamid atau "narkoba perancang" seperti perasaan sangat gembira. Lebih dari apapun juga, narkoba dan suatu panutan atau kelompok sosial yang negatif dapat menghancurkan hidup remaja dan para remaja tertentu di suatu alur yang diperuntukkan untuk krisis.
Dibutuhkan banyak tim untuk mendapatkan suatu kepercayaan remaja. Derajat tingkat, pendidikan dan dengan ramah pendekatan tidak hampir cukup. Kredibilitas datang ketika anda meluangkan waktu dengan seorang remaja di dalam dunianya, bukan kantormu, dan ketika anda menunjukkan seorang remaja bahwa anda mengetahui bagaimana mereka merasa. Itu perlu datang ketika tanpa surprice bahwa setelah beberapa sesi-sesi dengan suatu conseler atau ahli mengobati, banyak remaja mengenalkan mereka tidak ingin kembali, itu ilmu pengobatan" tidak sedang membantu, atau mereka hanya menolak untuk waktu yang sedang mereka lakukan. Ketika anda mengirimkan suatu masalah kepada suatu penasihat, gejala-gejala boleh pergi menjauh sebentar, hanya mereka pada akhirnya permukaan ketika remaja itu adalah malas di sekolah, kelas-kelas, akhirnya meninggalkan rumah, tidur sepanjang hari, berlari, keluar dari sekolah atau datang untuk perhatian pelaksanaan hukum.
Paling baik, banyak remaja hari ini sedang belajar untuk bersembunyi atau menyembunyikan perilaku mereka dan "symtoms", untuk mengolah penasihat dan para dokter mereka, dan mereka menyalahkan orang lain termasuk orang tua mereka, dan mereka kerjakan. Dengan remaja yang baru ini " dukungan" sistim, remaja menarik di atas kekayaan dari pengalaman, dukungan dan pertimbangan untuk mengolah orang tua, mengerjakan sesuatu sistim, tanggung jawab jalan keluar dan menghindari konsekuensi-konsekuensi untuk tindakan-tindakan mereka. Tatapan tantangan banyak orang tua adalah besar. Mengapa akan siapapun, terutama para remaja, ingin mengambil antidepressant yang mempunyai efek samping secara fisik yang tidak enak, atau jangan kelihatannya untuk membuat mereka merasakan baik, ketika mereka bisa hanya menghindari melakukan semua yang membuat mereka merasa kurang sehat dan lalu meyakinkan - bahwa buatan yang anda merasa baik. Cobalah untuk menjelaskan itu ke seorang remaja di dalam krisis. Kebanyakan remaja difokuskan pada perasaan dan mereka lebih baik memberi perhatian kecil yang sangat lama dan berdampak pada di bagaimana mereka akan rasa. Narkoba tidak sah menyediakan pembebasan, timbul segera selagi pengobatan psychiatris tidak dilakukan. Untunglah kebanyakan orang tua kelihatannya untuk menghargai narkoba resep obat itu merupakan solusi baik untuk permasalahan di dalam hidup kita (dan bagaimana orang-orang memperlakukan kita(kami.
Para remaja bisa penuh penyesalan ketika mereka memasuki gangguan riil. Sebaliknya, mereka mungkin mengira sangat yang diberi hak dan kebal sehingga mereka akan secara terbuka menentang orang tua mereka dan bahkan pelaksanaan hukum. Dibanding tahu dari kekeliruan-kekeliruan mereka, kebanyakan dari energi mereka dapat datang diarahkan terhadap menghindari dan melepaskan emosi dan konsekuensi dari tindakan-tindakan mereka. Para remaja akan sering kali tindakan seperti korban-korban dan pada akhirnya menjadi korban-korban, atau mereka boleh mulai memaki dan menjadikan korban yang lain. Selama ini seluruh kemajuan permasalahan, seorang remaja boleh berakhir disalah-gunakan, menyerbu besar-besaran, mengancam, kecanduan, yang diperkosa, ditangkap, atau trauma di dalam bermacam jalan atau cara yang lain.
Lebih tragis lagi, adalah kemungkinan bahwa seorang remaja boleh menderita penyakit suatu secara fisik, ilmu kegaiban tentang orang mati atau kekacauan mental yang tidak pernah dengan baik mendiagnosa atau memperlakukan. Anak-anak yang adalah hypothyroid dan penyakit gula kadang-kadang ditempatkan di antidepressants. Anak-anak yang menderita penyakit suatu kekacauan mental ditempatkan di pengobatan yang salah dan mulai untuk menderita efek samping beracun yang diperlakukan dengan pengobatan namun lain. Gejala-gejala seperti ketakutan dan tekanan itu secara alami, tentu saja permukaan karena seorang remaja memisahkan diri dengan teman-temannya masuk gangguan dengan hukum atau diusir dari sekolah bisa lebih sulit pengobatan. Suatu kegagalan untuk mendapatkan suatu pemahaman yang jelas bersih seorang remaja dengan permasalahan dan kegagalan untuk menyediakan satu tanggapan yang sesuai dapat mengabadikan permasalahan dan memperluas dengan tujuan untuk permasalahan lebih serius.
Itu diharapkan untuk membantu orang tua memahami dan bertindak untuk menemukan bantuan untuk remaja mereka.


Memperingatkan dan Tanda Kritis Suatu Krisis

Awal tanda-tanda dari suatu krisis dapat sulit dipisahkan. Untuk campur tangan para anggota orang tua dan keluarga harus mengenali mungkin ada suatu masalah dan mereka harus mengetahui bagaimana caranya mengkomunikasikan hal ini tidak hanya di antara diri mereka, tetapi dengan yang lain yang dapat atau perlu membantu. Itu mengikuti adalah daftar tanda-tanda yang didudukkan kira-kira dalam kaitan dengan menggunakan istilah memperingatkan tanda-tanda dan tanda-tanda kritis.

Memperingatkan Tanda-tanda
o Berubah di dalam rutinitas dan kebiasaan-kebiasaan tidur sehat
o Bergabung dengan kelompok baru dan para teman yang tak dapat diterima kepada orang tua
o Dramatis dan terbaru meneteskan ke dalam pekerjaan sekolah, kehadiran atau kelas-kelas
o Tentang kegagalan atau penolakan untuk berperan untuk keluarga dalam kaitan dengan menggunakan istilah bekerja
o Penipuan-penipuan, berbaring dan memelihara aktivitas mereka suatu rahasia

Tanda-tanda Kritis

 Dramatis tak mengindahkan karena kepedulian dan kesehatan akan diri sendiri
 Jenis-jenis narkoba atau obat atau racun
 Perubahan kasar di dalam kepribadian, sikap dan stabilitas secara emosional
 Harta benda senjata-senjata
 Sembrono, bersifat merusak dan mengancam perilaku
 Kerugian kejam, diri sendiri atau pernyataan atau perilaku bunuh diri


Penyebab-penyebab

Dalam banyak kasus diperlukan waktu untuk suatu krisis untuk menjadi kritis, hidup yang prihatin atau tak tertahankan. Suatu pola dari krisis sudah biasanya berlangsung di hadapan krisis namun lain dengan cepat menjadi bahaya. Pada beberapa titik, seseorang dapat melacak hal itu disebabkan kepada satu atau lebih faktor-faktor. Mengidentifikasi faktor-faktor ini dapat membantu menandai evolusi krisis, tanggapan yang sesuai dan jangka waktu intervensi thay mungkin perlu.
o Narkoba
o Alkohol
o Panutan dan tekanan sosial
o Pengalaman traumatis
o " Getas" atau perangai secara emosional rapuh

o Perceraian atau pemisahan berkenaan dengan orangtua
o Ketagihan alkohol berkenaan dengan orangtua, kekacauan penyalahgunaan obat atau mental
o Kegagalan untuk menyediakan aturan-aturan, disiplin dan mengikat hubungan dengan seorang anak
o Konflik dalam keluarga dan perselisihan

Intervensi-intervensi
Mengerti potensi penyebab suatu krisis hanya bermanfaat jika ada intervensi-intervensi potensial yang bersifat menyeluruh dan tentang jangka waktu dan intensitas yang cukup untuk berisi dan mengalihkan jurusan situasi. Di sana intervensi-intervensi jangkau potensial. Ikutilah sebagai sesuatu yang menyeluruh dalam daftar intervensi-intervensi.
o Bantuan mandiri
o Pendidikan dan pelatihan untuk orang tua dan para remaja
o Konseling individu dan ilmu pengobatan
o Group konseling dan ilmu pengobatan
o Konseling keluarga dan ilmu pengobatan
o Keterlibatan dan pengawasan berkenaan dengan orangtua yang ditingkatkan
o Sekolah-sekolah kepribadian
o Petualangan di luar yang terprogram
o Ilmu pengobatan padang gurun yang terprogram
o Bergerak ke suatu bidang yang baru
o Orangtua oleh para anggota keluarga yang lain
o Bantu perkembangan kepedulian
o Sekolah swasta
o Program perawatan hari
o Asrama sekolah
o Asrama sekolah Mengobati
o Program perawatan kediaman
o Opname psikiaris
o Tanggapan Polisi atau pelaksanaan hukum

Pilihan intervensi, jangka waktu dan kemampuan wewenang yang dilibatkan itu bersifat para aktor kritis untuk mengasuransikan sukses. Lebih dari apapun juga, intervensi harus yang sesuai kepada tingkat resiko dan mau mendengarkan kepada masalah dasar atau penyebab potensial. Mereka akan menentukan tingkat resiko dan kemungkinan bahwa permasalahan akan melanjutkan atau memperluas.
Hampir semua metoda-metoda sistematis dan yang dapat dipercaya adalah pertama dan pendekatan terbaik di dalam menaksir resiko. " "
adalah adalah alat sempurna.
Sementara pembebasan akan menimbulkan stabilitas dan gejala yang bersifat perlu seperti pertama masuk banyak intervensi, stukture dan tindak lanjut harus ada cukup dalam urutan tingkatan krisis lebih lanjut dan untuk mencegah perbuatan yang tidak baik lagi. Para anggota orang tua dan keluarga harus mengingat-ingat bahwa satu intervensi yang tidak sesuai boleh berpotensi akan mempersulit persoalan dan tidak bisa hanya mengikis hubungan mereka, tetapi bisa menciptakan krisis lain. Satu tanggapan yang tidak cukup memperpanjang masalah dan boleh mengurangi ketidaksukaan akan intervensi di masa depan.
Akhirnya, ada sering kali suatu lingkaran pada remaja, orang tua krisis dan keluarga-keluarga itu merasakan. Krisis menuju untuk tumbuh, memperluas, surut dan melapisi lagi di suatu pola yang akan meningkatkan secara emosional, psikologis dan permasalahan perilaku. Periode-periode singkat yang normal bersifat khas pada remaja yang mengalami krisis. Selama periode-periode ini, para remaja dapat menjadi lebih berhati-hati, yang memantulkan cahaya atau secara tulus penuh penyesalan. Apakah krisis mewakili; menunjukkan titik balik atau bukan keinginan bergantung pada ya atau tidaknya intervensi yang sesuai dirancang dan akan mengikutnyai.

translate dari How A Teenage Crisis Can Develop